Kamis, 23 September 2010

Ali Hassan Salameh

Alihassansalameh.jpg
Tempat lahir Qula Palestine
kematian Beirut Lebanon 
Kepatuhan PLO Black September
Masa kerja 1958 - 1979 
Jabatan Kepala operasi 

Ali Hassan Salameh ( Arab : علي حسن سلامة, ʿ Ali Hasan Salamah) adalah kepala operasi yang memiliki  nama kode Abu Hassan -untuk Black September, organisasi yang bertanggung jawab terhadap peristiwa pembantaian Munich, Jerman pada tahun 1972 dan sejumlah serangan lainnya. Dia juga pendiri Angkatan 17 . Ia dibunuh oleh Mossad pada Januari 1979. 





Salameh dilahirkan di kota Qula Palestina berasal dari sebuah keluarga yang sangat kaya. Ia adalah putra dari Syaikh Hassan Salameh yang tewas dalam aksi Perang Arab-Israel oleh Angkatan Pertahanan Israel pada tahun 1948 di sebelah utara Jaffa . Ia dididik di Jerman dan diperkirakan telah menerima pelatihan militer di Kairo dan Moskow.Dia sangat dikenal karena gemar memamerkan kekayaannya dan selalu dikelilingi oleh perempuan dan hobinya mengemudi mobil sport, dia  memiliki daya tarik yang sangat populer di kalangan pemuda Palestina serta memiliki julukan yang sangat populer yaitu "Pangeran Merah.". Dan ia juga dianggap sebagai arsitek atau perancang dengan apa yang dikenal sebagai peristiwa Pembantaian Munich, Jerman yang terjadi pada tahun 1972, ia diburu oleh dinas rahasia Israel Mossad . yang dikenal dengan sebutan Operasi Murka Allah. Pada tahun 1973, Mossad membunuh orang tak bersalah di kota kecil Lillehammer Norwegia, seorang pelayan berasal dari Maroko yang bernama Ahmed Bouchiki yang memiliki wajah sangat mirip Salameh, kesalahan informasi bagi agen Mossad berakibat fatal hingga mengakibatkan penangkapan oleh polisi Norwegia terhadap agen Mossad yang melakukan pembunuhan tersebut. Sebagai akibat dari kegagalan peristiwa Lillehammer dan dugaan dilindungi oleh CIA, membuat Salameh merasa sangat aman, dimana ia sebagai kepala operasi dan tidak bertindak langsung dilapangan. Setelah sekian lama hidup di berbagai belahan Timur Tengah dan Eropa, pada tahun 1978 ia menikah dengan Georgina Rizk, seorang selebriti Lebanon yang pernah meraih gelar Miss Universe pada tahun 1971. Pasangan ini menghabiskan bulan madu mereka di Hawaii dan kemudian tinggal di Disneyland, California. Dan ketika Rizk hamil, ia kembali ke apartemennya di Beirut, Lebanon di mana Salameh juga menyewa sebuah apartemen berbeda ditempat yang terpisah. Menurut beberapa sumber, Salameh menjabat sebagai kontak rahasia antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Central Intelligence Agency (CIA) dari tahun 1970 hingga kematiannya, yang telah memiliki kesepakatan serta menjamin untuk tidak membunuh warga AS sebagai bagian dari pertukaran politik dan sebagai imbalannya dia mendapatkan dukungan finansial dari CIA.  Namun, ketika ditanya oleh Israel, hubungan itu disangkal oleh pejabat AS. Dia hanya  membantu melindungi warga negara AS yang berada di Beirut, dan peran pentingnya adalah memfasilitasi kontak antara Palestina dan AS, dengan harapan memperoleh dukungan AS bagi Palestina . 

Kematian  
Erika Chambers adalah seorang warga negara Inggris yang diyakini sebagai agen Mossad, dimana ia ikut berperan dalam mengambil bagian misi pembunuhan terhadap Salameh. Dia pergi ke Timur Tengah dengan misi dukungan amal terhadap Pengungsi Palestina dan mengatur untuk bisa melacak keberadaan Salameh di Beirut, yang berada dalam perlindungan pemerintah Lebanon. Chambers mempelajari semua kegiatan rutinitas Salameh. Pada tanggal 22 Januari 1979, konvoi dua kendaraan Chevrolet station wagon dipimpin oleh Salameh menuju flat milik Rizk untuk menghadiri pesta ulang tahun ibunya. Chambers mengawasi konvoi tersebut dari atas balkon apartemen berseberangan yang disewanya dimana ia telah melekatkan 100 kg bahan peledak pada sebuah mobil Volkswagen warna merah miliknya yang diparkir di jalan Rue Verdun . Iring-iringan konvoi dua kendaraan Salameh melewati mobil Volkswagen milik Chambers tepat pada pukul 15:35 dan berbelok ke arah Rue Madame Curie, dan tak dapat dihindari lagi, 100 kg bahan peledak yang telah dilekatkan pada mobil Volkswagen tersebut diledakkan oleh sesama agen Mossad yang mengawasi iring-iringan konvoi kendaraan dari jauh. akibat peledakan tersebut Salameh masih sadarkan diri, tetapi ia terluka sangat parah dan kesakitan yang amat sangat, disebabkan potongan pecahan peluru baja dari ledakan tersebut berhambur dan tertanam di kepalanya hingga seluruh tubuhnya. Dia segera dilarikan ke American University Hospital, di mana ia akhirnya meninggal di meja operasi tepat pada pukul 04:03. Operasi peledakan juga menewaskan empat orang pengawalnya serta menewaskan empat orang warga lainnya yang berada disekitar kejadian. Segera setelah operasi selesai tiga orang perwira Mossad segera menghilang dan lolos tanpa jejak, diyakini 14 orang agen Mossad turut terlibat dalam operasi pembunuhan Ali Hssan Salameh.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar